Meninggal Gara-Gara Syuting di Rumah Sakit pemerintah??

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Fungsi rumah sakit adalah melayani orang sakit. Tapi, Rumah Sakit Anak & Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta dituding menelantarkan pasiennya, sehingga harus menemui sang ajal, lantaran ruang ICU (Intensive Care Unit–ruang perawatan intensif) dipakai untuk syuting sinetron ‘Love in Paris’, Kamis dini hari (27/12/2012).

Tentu saja kasus ini membuat banyak orang tercengang. Jika benar demikian, ada apa sebenarnya dengan RSAB Harapan Kita dan pihak pembuat sinetron itu? Bagaimana pola pikir mereka sebenarnya, utamanya pihak rumah sakit, sehingga harus “mengganggu” kelancaran penanganan seorang pasien, Ayu Tria (9), putri dari karyawan salah satu media itu?

Dikabarkan, Ayu, penderita leukemia yang sudah tiga tahun dalam perawatan itu, akhirnya tak tertolong, setelah tidak memperoleh fasilitas dan pelayanan yang cepat di RSAB Harapan Kita.

Bocah perempuan berumur 9 tahun itu dikabarkan tidak bisa memasuki ruang ICU secara cepat untuk menjalani perawatan karena ruangan tersebut difungsikan sebagai lokasi syuting sebuah sinetron.

DPR mengecam. Menteri Kesehatan menyesalkan dan, katanya, akan memberi sanksi. Kutukan, kecaman, apapun namanya, tentu tak bisa mengembalikan nyawa sang Ayu.

Allah telah menakdirkan Ayu meninggal lantaran lalainya pihak-pihak yang seharusnya menjalankan fungsinya sebagai pelayan pasien. Itu sudah takdir dari Allah, tentu, sesuatu yang tak bisa ditolak.

Masalahnya, tentu ada hal yang harus dipersoalkan, agar para pihak yang bertanggungjawab dalam pengelolaan rumah sakit tak begitu saja menganggap sepele pelayanan rumah sakit, menomorduakan pasien, hanya gara-gara syuting sebuah sinetronkah, filmkah, atau apapun namanya yang mengganggu pelayanan pasien.

Ayah Ayu, Kurnianto, saat diwawancarai TVONE, pada Kamis (27/12/2012) petang, menyatakan kegiatan syuting itu sangat mengganggu pasien–yang bukan hanya Ayu, tapi ada sejumlah balita–sementara pintu akses ke ruang ICU itu sama dengan aktivitas syuting yang sedang berlangsung, sehingga tingkat kesterilan ruangan diragukan.

Sementara Wakil Menkes Ali Ghufron Mukti menyatakan akan mengklarifikasi dan merapatkan masalah ini, dan, katanya, kemungkinan melarang seluruh ruang rumah sakit di Indonesia untuk dipakai kegiatan syuting.

Menurut anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Chusnunia Chalim, fungsi utama dari Rumah Sakit adalah untuk melayani masyarakat yang tengah membutuhkan perawatan kesehatan, bukan untuk kegiatan syuting.

“Rumah sakit dibangun untuk orang sakit, bukan untuk syuting sinetron. Apalagi rumah sakit pemerintah. Tidak ada alasan rumah sakit boleh mengenyampingkan pasien, apalagi untuk syuting sinetron,” tegas anggota Anggota DPR yang membidangi Kesehatan & Ketenagakerjaan ini.

“Apa urusannya rumah sakit kok dipakai syuting, apalagi ICU. Itu kan tempat emergency. Saya kira, pihak rumah sakit harus menjelaskan persoalan ini,” ujar wanita yang  akrab dipanggil Nia ini.

Meski Kepala Instalasi Humas RSAB Harapan kita, Syahrida, membantah bahwa kegiatan syuting dilakukan di ruang ICU, melainkan di lokasi dekat ruang ICU,  tapi bantahan itu tetap memerlukan penjelasan, lantaran pihak kerabat pasien menyatakan hal yang bebeda.

Ayah Ayu sendiri, seperti disebut di atas, memberi kesaksian bahwa pintu akses menuju ruang ICU itu sama dengan tempat syuting, sehingg amat mengganggu.

“Betul kejadiannya semalam, itu ruangannya dipakai syuting film sampai pukul 02.00 Wib, jadi korban tidak bisa berobat kemoterapi,” ujar Tedi Wibisana, perwakilan dari media tempat ayah Ayu bekerja seperti dikutip okezone, Kamis (27/12/2012).

Tedi menjelaskan, korban memang rutin menjalani kemoterapi karena mengidap penyakit Leukemia selama tiga tahun terakhir. Yang bersangkutan datang berobat rutin, karena sudah cukup parah sehingga harus dibawa ke ruang ICU.

“Tapi pas sudah dibawa kita sudah sampai, kok malah ruangannya dipakai syuting. Ini yang sebenarnya amat kami sesalkan. Kok sampai bisa begitu,” keluhnya.

Seperti dilaporkan detik.com (27/12/2012), syuting sinetron berlangsung di salah satu ruangan yang masuknya melalui pintu masuk utama ruang ICU.

Namun, karena wartawan tidak bisa masuk ke dalam, jadi tidak bisa menggambarkan kondisi ruangan yang dipakai syuting seperti apa.

Dalam dunia kedokteran, ruang ICU merupakan bagian perawatan yang dikhususkan untuk pasien penyakit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa. Di ruangan ini, tersedia sarana dan prasana khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital pasien.

Dalam ruangan ICU, pasien dipantau dengan ketat selama 24 jam oleh staf medis khusus. Risiko infeksi di ruangan ini juga sangat tinggi sehingga ruangan harus steril. (kompas.com/health, 27/12/2102).

Jadi, di ruang ICU setiap rumah sakit, tidak boleh sembarang orang bisa masuk untuk melihat pasien. Dan kaca depan pintu masuk utama ICU menggunakan kaca yang tidak bisa untuk dilihat ke dalam.

Rumah sakit harapan kita-ICU-isna-okezone-jpeg.image

ICU RSAB Harapan Kita (isna/okezone)

Pintunya pun memiliki kunci khusus. Dan hanya orang yang punya kartu akses masuk yang boleh masuk ke dalam. Karena itu, kenapa ruangan yang seharusnya jadi tempat para pasien berpenyakit berat, dirawat intensif dan harus steril itu bisa dijadikan tempat syuting?

Saat tulisan ini dibuat, kegiatan syuting ternyata masih berlangsung. Para kru sinetron ‘Love in Paris’ itu melarang jurnalis untuk memotret.

Sementara Ayu telah dimakamkan di pemakaman TPU Prumpung, Jakarta Timur, setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Pisangan Baru, Gang Masjid, Jatinegara, Jakarta Timur. (salam-online)

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

9 Kawasan di Indonesia yang Berpotensi Menjadi Daerah Wisata Syariah

SURABAYA (SALAM-ONLINE): Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan sembilan tujuan wisata yang memiliki potensi untuk dipromosikan sebagai kawasan wisata syariah di Indonesia.

Ini tak lepas dari latar sosial budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dengan didukung keindahan alamnya.

Kemenparekraf dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menandatangani MoU terkait sosialisasi pembinaan aspek kesyariahan untuk stakeholder pariwisata syariah.

Penandatanganan dan pertemuan kedua belah pihak ini berlangsung di The Empire Palace, Surabaya, Kamis (20/12/2012).

Hal ini menandai mulai aktifnya pengembangan dan promosi Indonesia sebagai destinasi wisata syariah dunia.

Beberapa destinasi wisata yang saat ini mempunyai potensi untuk dipromosikan sebagai destinasi wisata syariah tersebut adalah Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Makasar, dan Lombok.

Pariwisata syariah dapat didefinisikan sebagai kegiatan wisata, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan syariah.

Kemenparekraf pun serius dalam membangun wisata syariah ini. Kemenparekraf akan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari industri pariwisata, akademisi, dan lain lain untuk diskusi dengan para pendidik, ulama, dan industri pariwisata. Serta, peninjauan lapangan ke daerah dan studi ke negara-negara yang sudah berkembang wisata syariahnya.

“Bukan hanya wisata ziarah ke tempat-tempat yang dianggap suci dan bersejarah bagi umat Islam. Pariwisata syariah lebih menekankan pada aspek pelayanan jasa pariwisata berdasarkan nilai-nilai islami,” ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar.

Sapta menegaskan, Bali tak termasuk 9 daerah wisata syariah di Indonesia. “Tentunya, kami harus memastikan dulu bahwa travel agent, hotel-hotel di Bali, restoran di Bali, wajib mendapat sertifikat halal,” katanya seusai membuka soft launching Peningkatan Program Pariwisata Syariah Indonesia di Surabaya (20/12/2012). Aceh yang secara resmi menggunakan syariah Islam juga tidak masuk.

Wisata Syariah-Jam Gadang Bukittinggi-Sumbar-jpeg.image

Jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat

Lebih detail, Sapta menjelaskan, wisata syariah menyediakan berbagai kegiatan pariwisata yang memenuhi ketentuan syariah. Ia mengimbau semua pelaku usaha pariwisata dapat menyesuaikan nilai-nilai etika pada produk dan jasanya tanpa meninggalkan pelanggan yang telah dimilikinya.

“Jadi, ada spa syariah, wisata alam berbasis syariah, dan lainnya. Intinya, wisata syariah tidak mengubah obyek dan tujuan pariwisata pada umumnya.” (tempo.co/detik.com/salam-online)

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Tetap Damai Dalam Bagaimanapun Jodoh Kita

Apakah ada di belahan bumi ini, seorang manusia yang dapat mengenal manusia lain 100% ? jawabannya pastilah tidak ada. Mungkin karena itulah ada pengkiasan yang mengatakan “dalamnya  laut bisa diukur, dalamnya hati  siapa tahu”. Maka seperti itu jugalah gambaran jodoh kita saat ini. Seseorang yang asing, dari lokasi antah berantah yang dipertemukan dengan kita, menjadi teman satu rumah kita, serta selalu bersama menghabiskan waktu. Tak jarang  hal itu menyisakan berbagai kesan di hati.

Kesan itu bernama kebahagiaan, kesyukuran, bahkan tak jarang sebuah penyesalan. Jodoh memang seharusnya bisa berarti kado terindah. tapi bagaimana kita menyikapinya jika ternyata jodoh kita tersebut menjadi musibah termanis yang akan menjadi bagian seumur hidup dari hidup kita?

Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah menerima. Memang tidak mudah, apalagi jika ternyata jodoh itu menjadi bagian dari takdir untuk menguji kita. Namun jika kita memutuskan untuk menerima terlebih dahulu, apapun dan bagaimanapun itu, paling tidak langkah selanjutnya inshaAllah akan mudah untuk dilakukan.

Di dunia ini tidak banyak manusia yang berhati luas untuk sekedar menerima untuk mengatasi masalahnya sendiri. Maka jadilah luar biasa dengan menjadi salah satu manusia ajaib itu, yang cukup handal untuk meluaskan hati dan membuka pikiran untuk berpikir jernih. Toh, jika masalah itu selesai atau menjadi mudah untuk diatasi, bukankah itu juga akan memperingan diri kita sendiri?.

Setelah belajar menerima, milikilah pola pikir, bahwa tidak ada sesuatu yang bisa berubah hanya dalam hitungan detik, menit atau hari. Apalagi menyangkut tentang watak, dan kebiasaan seseorang. Maka hal mutlak yang harus kita lakukan berikutnya adalah bersabar dalam mengubah atau memperbaiki kekurangan pasangan kita. Seperti halnya kita yang asing dan memiliki sifat dan latar belakang yang asing pula, seperti itu jugalah pasangan kita menilai diri kita. Jika kesabaran untuk menerima itu hilang, akan susah bagi kita untuk memperbaiki keadaan yang ada.

Selanjutnya, lakukanlah action nyata untuk sebuah perbaikan. Komunikasi yang cerdas dan pemahaman yang mendalam tentang bagaimanapun kondisi pasangan kita, bisa jadi salah satu sikap yang harus kita lakukan. Kebanyakan konflik rumah tangga berasal dari tidak sehatnya komunikasi antara kedua belah pihak. Banyak suami istri yang menganggap bahwa pasangan mereka bisa membaca pikirannya dan sudah seharusnya tahu tentang bagaimana keinginan yang lain. Namun disinilah justru letak kesalahannya. Bukankah kita semua adalah manusia biasa yang tidak bisa membaca pikiran orang lain dan masih sama-sama belajar untuk mengerti tentang bagaimana selera pasangan kita?.

Selain itu, belajar untuk peka terhadap apapun keadaan pasangan kita, juga harus kita lakukan. Paling tidak hal ini akan membuka jalan bagi kita untuk lebih mudah mengenalnya. Ada pelajaran manis yang bisa kita petik dari rumah tangga Rasulullah  Salallahu a’alaihi wassalam dengan istri beliau khadijah. Saat itu Nabi baru menerima wahyu pertama di Gua Hira’. Nabi shallallahu alaihi wasallam pulang ke rumah dan sang istri Khadijah melihat beliau dalam keadaan gemetar fisik dan hatinya. Beliau masuk dan berkata: “selimuti aku, selimuti aku…”

Beliaupun juga berkata: “Khadijah, aku khawatir diriku akan tertimpa musibah, aku khawatir diriku akan tertimpa musibah.”

Khadijah menjawab, “Bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Engkau benar-benar jujur dalam ucapan, menjaga silaturahim, menanggung beban, memuliakan tamu dan membantu orang yang kesulitan.”

Subhanallah, itulah pelajaran berharga dari manisnya sebuah sikap memahami yang menyamankan. Khadijah tanpa protes dahulu saat melihat suaminya yang panik, dan malah sebaliknya, langsung memahami sang suami yang tengah khawatir dan panik tersebut dengan memberikan halusnya kata sebagai timbal balik, dan sikap membangun kepekaan.

Dia menyelimuti Rasulullah, dan menenangkan Beliau dengan berkata “Bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya”. Sikap memahami yang dilakukan oleh Khadijah seperti ini mampu meredam susana hati Rasululah.

Selain itu, pilihan kata yang diucapkannya mampu menghilangkan kepanikan suaminya. Khadijah tahu bahwa kalimat yang intinya menyandarkan kenyamanan hanya kepada Allah adalah puncak kenyamanan dan kepasrahan bagi Rasulullah SAW. Cara berkomunikasi ibunda kita khadijah tersebut mengalir jujur dan bukan basa-basi, sehingga menyejukkan hati yang sedang panas, menenangkan jiwa yang sedang gemetar, serta memantapkan keyakinan akan pertolongan Allah.

Inilah Komunikasi dan pemahaman terbaik yang sangat dahsyat antara suami istri yang tanpa pelatihan berbelit, dan atau dengan konsep yang rumit. Semua berasal dari sebuah ketulusan. Ketulusan menerima pasangan kita apa adanya, sepaket dengan bagaimanapun keadaan atau kondisinya yang lalu, serta yang akan datang. Termasuk juga ketulusan untuk merangkul kembali mereka bangkit demi menjadi yang lebih baik.

Jika hati belum bisa kita didik dan masih sering protes serta mudah tersulut dengan apapun kekurangan pasangan kita, maka belajarlah untuk bersyukur lebih dalam, dan dalam lagi. Sudah selayaknya kita bercermin dengan melihat begitu banyak saudara kita yang belum dapat menikmati indahnya perkawinan. Masih banyak dari mereka yang masih harus melakoni ujian dalam hal belum datangnya jodoh. Sedangkan kita disini sudah dianugrahkan pasangan hidup kita dan tinggal menjaga serta merawatnya. Lantas mengapa kita masih bersikap yang tidak mencerminkan kesyukuran dan terimakasih kepada Allah?

Sebuah pernikahan banyak mengandung pelajaran. Namun hal ini hanya berlaku bagi pribadi yang mau belajar. Memang tidak mudah, dan tidak sesederhana yang kita pikirkan. Lalu mengapa kita harus menambah lagi dengan melibatkan hal yang bernama konflik yang semakin membuat repotnya suasana? Bukankah menyatukan dua kepala untuk sama-sama selalu dalam satu misi dan visi hidup saja sudah menyita banyak waktu?. Apalagi dia adalah jodoh kita, dimana kita akan menua bersama, menghabiskan sisa umur kita, dan berbagi aib serta menyimpan rahasia hanya untuk berdua. Lantas bagaimana mungkin kita bisa saling menguliti kekurangan masing-masing dan bukan malah bekerjasama memperbaikinya?

Dan yang terakhir…menikah, sejatinya adalah sebuah anugrah bagi kita. Maka jika konflik atau ganjalan tentang jodoh kita itu datang, make it simple saja… Ingatlah tentang awal niat kita menikah yang hanya untuk beribadah kepada Allah. ingatkan juga pasangan kita bahwa pernikahan adalah ladang amal bagi kita untuk meraih surga. Ketika pikiran sehat itu kompak dibentuk oleh kita dan pasangan, maka inshaAllah akan selalu ada kebersamaan dan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga kita.

(Syahidah/voa-islam.com)

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Ujian Terberat Bagi Munafikun Adalah Sholat Subuh

Ceritanya, suatu ketika, Dr. Raghib menemui seorang ustadz (da’i) yang ceramahnya begitu memukau dan menanyakan perihal penyebab da’i itu jarang salat Subuh berjamaah di masjid. Pertanyaan ini diajukan, setelah sebelumnya beliau mengamati langsung beberapa Hari dan ikut salat Subuh di masjid dekat rumah si da’i, namun tidak melihat sang da’i salat Subuh di situ.

Mendapat pertanyaan demikian, sang da’i dengan enteng Dan tanpa rasa malu menjawab pertanyaan Dr. Raghib: ” Maafkan saya, semoga Allah mengampuni saya Dan mengampuni Anda. Kondisi saya sangat sulit. Pagi-pagi saya sudah mulai kerja, sementara tidur agak terlambat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Mendengar jawaban seperti itu, kontan saja hati beliau bergejolak, jiwanya terasa sempit Dan tenggorokkannya terasa tersumbat.

Akhirnya, dari kejadian itu beliau termotivasi untuk segera menulis sebuah buku tentang hikmah di balik salat Subuh, yang kemudian – atas kehendak Allah swt.- buku itu (Misteri Salat Subuh) menjadi Best Seller.

Makna Ujian

Ungkapan lidah sering tak sesuai dengan keyakinan hati, Dan beribu ucapan tidak sesuai dengan amal perbuatan. Mukmin yang benar dan jujur adalah yang sesuai antara perkataan dengan perbuatannya. Sedangkan orang munafik, secara lahiriah kelihatan bagus Dan bersih, namun hatinya keras bagaikan batu, bahkan lebih keras lagi.

Allah swt. Maha Mengetahui apa yang terlintas dalam hati manusia. Mengetahui Mata yang tidak jujur Dan segala yang tersembunyi dalam dada. Mengetahui yang munafik dari yang mukmin, serta mengetahui yang dusta dari yang jujur.

Namun, atas kehendak-Nya, Dia berhak memberikan ujian-ujian tertentu, untuk mengetahui rahasia hati yang tersembunyi dalam setiap jiwa; serta menunjukkan siapa yang hanya berbicara tanpa melaksanakan apa yang ia katakan; atau menyakini sesuatu, tapi tidak merealisasikannya.

Tujuan ditampakkannya rahasia hati itu karena Allah swt. Ingin menegakkan hujjah (alasan) atas manusia, agar di Hari kiamat nanti tidak Ada seorang pun yang merasa terzalimi Dan teraniaya. Mereka diberi ujian, akan tetapi sebagian besar gagal dalam ujian tersebut. Lebih dari itu, melalui ujian, Allah swt. Ingin membersihkan barisan orang-orang mukmin dari orang-orang munafik. Sebab, bercampurnya orang mukmin dengan orang munafik akan melemahkan barisan, menyebabkan kegoncangan, Dan mengakibatkan kekalahan serta kehancuran.

Ujian merupakan sunnah ilahiyah Dan sebagai standar bagi semua manusia tanpa kecuali, yang berlaku sejak Adam a.s. Diciptakan hingga Hari kiamat kelak.

Allah swt. Berfirman dalam kitab-Nya: Alif lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ” Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar Dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS.Al-Ankabut [29]: 1-3).

Ujian dari Allah swt. Tidak sedikit jumlahnya, Dan berlaku terus-menerus sejak manusia mendapat beban syariat, sampai tibanya kematian. Jihad fisabilillah merupakan ujian, bahkan sebagai ujian yang sangat berat. Namun, bukan mustahil dilakukan karena orang-orang mukmin bisa Lulus dalam ujian itu. Sedangkan orang-orang munafik, tidak akan Lulus. Infak di jalan Allah swt. Adalah ujian. Ujian ini sulit, tetapi bukan sesuatu yang mustahil.

Orang mukmin mampu melaksanakannya, sementara orang munafik tidak akan mampu. Begitu pula, bersikap baik terhadap sesama manusia juga ujian; menahan amarah juga ujian; rida dengan hukum Allah swt. Juga ujian; berbuat baik kepada orang tua pun ujian, Dan seterusnya.

Ujian memiliki variasi tingkat kesulitan. Seorang mukmin harus Lulus dalam semua ujian itu untuk membuktikan kebenaran imannya, Dan untuk menyelaraskan antara lisan Dan hatinya.

Salat Subuh, Ujian Terberat

Inilah ujian yang sesungguhnya. Ujian yang sangat sulit, namun bukan satu hal yang mustahil. Nilai tertinggi dalam ujian ini *bagi seorang laki-laki* adalah salat Subuh secara rutin berjamaah di masjid. Sedangkan bagi wanita, salat Subuh tepat pada waktunya di rumah. Setiap orang dianggap gagal dalam ujian penting ini, manakala mereka salat tidak tepat waktu, sesuai yang telah ditetapkan Allah swt.

Sikap manusia dalam menunaikan salat wajib cukup beragam. Ada yang mengerjakan sebagian salatnya di masjid, namun meninggalkan sebagian yang lain. Ada pula yang melaksanakan salat sebelum habis waktunya, namun dikerjakan di rumah. Dan, Ada pula sebagian orang yang mengerjakan salat ketika hampir habis Batas waktunya (dengan tergesa-gesa). Yang terbaik di antara mereka adalah yang mengerjakan salat wajib secara berjamaah di mushala/masjid pada awal waktu.

Rasulullah saw. Telah membuat klasifikasi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk membedakan antara orang mukmin dengan orang munafik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., IA berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda: ” Sesungguhnya salat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya’ Dan salat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Apabila Rasulullah saw. meragukan keimanan seseorang, beliau akan menelitinya pada saat salat Subuh. Apabila beliau tidak mendapati orang tadi salat Subuh (di masjid), maka benarlah apa yang beliau ragukan dalam hati.

Di balik pelaksanaan dua rakaat di ambang fajar ini, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan salat Subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Rasulullah saw. sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu.

Pernah suatu hari, mereka terlambat salat Subuh dalam penaklulkan benteng Tastar. ‘Kejadian’ ini membuat seorang sahabat, Anas bin Malik selalu menangis bila mengingatnya. Yang menarik, ternyata Subuh juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid. Kaum ‘Ad, Tsamud, dan kaum pendurhaka lainnya, dilibas azab Allah swt. pada waktu Subuh.

Seorang penguasa Yahudi pernah menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam, kecuali pada satu hal, yaitu bila jumlah jamaah salat Subuh mencapai jumlah jamaah salat Jumat. Memang, tanpa salat Subuh, umat Islam tidak lagi berwibawa. Tak selayaknya kaum muslimin mengharapkan kemuliaan, kehormatan, dan kejayaan, bila mereka tidak memperhatikan salat ini.

Bagaimana orang-orang muslim tidur di waktu Subuh, lalu dia berdoa pada waktu Dhuha atau waktu Zhuhur atau waktu sore hari (Ashar), memohon kemenangan, keteguhan dan kejayaan di muka bumi. Bagaimana mungkin?

Sesungguhnya agama ini tidak akan mendapatkan kemenangan, kecuali telah terpenuhi semua syarat-syaratnya. Yaitu dengan melaksanakan ibadah, konsekuen dengan akidah, berakhlak mulia, mengikuti ajaran-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan tidak sedikit pun meninggalkannya, baik yang sepele apalagi yang sangat penting.

Subhanallah! Allah swt. akan mengubah apa yang terjadi di muka bumi ini dari kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat yang mulia ini. Allah swt akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga salat Subuhnya, yaitu terbebas dari siksa neraka jahanam. Diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk neraka, orang yang salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.” (HR. Muslim).

Salat Subuh merupakan hadiah dari Allah swt., tidak diberikan, kecuali kepada orang-orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang diisi dengan cinta kemaksiatan, bagaimana mungkin akan bangun untuk salat Subuh? Hati yang tertutup dosa, bagaimana mungkin akan terpengaruh oleh hadist-hadist yang berbicara tentang keutamaan salat Subuh?

Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya, niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun kondisinya, seperti sabda Rasulullah saw.: ” Maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.”

Coba kita bayangkan ketika ada seorang laki-laki yang tidak mampu berjalan, tidak ada orang yang membantu memapahnya. Dalam kondisi yang sedemikian rupa, ia bersikeras mendatangi masjid dengan merangkak dan merayap di atas tanah untuk mendapatkan kebaikan yang terkandung dalam salat Subuh berjamaah Sekiranya kita saksikan ada orang yang meninggalkan salat Subuh berjamaah di masjid (dengan sengaja), maka kita akan mengetahui betapa besar musibah yang telah menimpanya.

Tentu saja, tulisan ini bukan untuk menuduh orang-orang yang tidak menegakkan salat Subuh di masjid dengan sebutan munafik. Allah swt Maha Tahu akan kondisi setiap muslim. Namun, sebaiknya hal ini dapat dijadikan sebagai bahan koreksi bagi setiap individu (kita), orang-orang yang kita cintai, anak-anak, serta sahabat-sahabat kita. Sudahkah kita salat Subuh berjamaah di masjid/musalla secara istiqomah?

Jika seseorang meninggalkan salat Subuh dengan sengaja, maka kesengajaan tersebut adalah bukti nyata dari sifat kemunafikan. Barang siapa yang pada dirinya terdapat sifat ini, maka segeralah bermuhasabah (intropeksi diri) dan bertaubat. Mengapa? Karena dikhawatirkan akhir hayat yang buruk (su’ul khatimah) akan menimpanya. Nauzubillah minzalik! (HD). by suaramedia.com

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Adukanlah Keluh Kesahmu Hanya Kepada Al-Rahman!

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Saat sedih dan suntuk menghampiri. Saat banyak dosa dan maksiat membuat sesak. Saat banyak hal yang dicita-citakan dan diinginkan. Saat ada sesuatu yang sangat ditakutkan dan dikhawatirkan. Bersimpuhlah di hadapan Al-Rahman (Dzat Maha Pengasih dan Penyayang). Tunjukkan kebutuhan dan kelemahanmu. Adukanlah berbagai keluh kesah dan hajatmu. “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. Yusuf: 86). Benar, kepada Allah semata engkau haturkan semuanya, bukan kepada seseorang-pun selain-Nya.

Jika engkau melakukan itu pasti Allah mendengar keluh kesahmu dan mengabulkan doamu sebagaimana telah dikabulkan doa-doa para nabi dan manusia pilihan terdahulu.

Adalah Nabi Ayyub ‘Alaihis Salam melaporkan kondisinya kepada Allah, Tuhannya dan tuhan kita semua. Beliau berdoa,

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS. Al-Anbiya’: 83) maka Allah mendengarkan keluh kesahnya dan mengabulkan doanya serta menghilangkan penyakitnya.

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ

Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. Al-Anbiya’: 83)

Inilah kisah Nabi Yunus ‘Alaihis Salam yang menyeru Tuhan-Nya, bermunajat kepada-Nya, dan menyampaikan keluh kesahnya. Beliau menyeru Allah,

فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya’: 87)

Allah mendengarkan keluh kesahnya dan mengabulkan doanya serta menghilangkan kesulitannya,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya’: 88)

Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berkeluh kesah kepada Allah Ta’ala. Beliau menyeru kepada Allah,

اللهمّ إليك أشكو ضعف قوّتي، وقلّة حيلتي، وهواني على النّاس، يا أرحم الرّاحمين، أنتَ ربُّ المستضعفين وأنت ربّي، إلى مَن تَكِلُني؟ إلى بعيدٍ يتجهَّمني؟ أم إلى عدوٍّ ملّكتَه أمري؟ إن لم يكن بك غضبٌ عليَّ فلا أبالي، ولكن عافيتك هي أوسع لي، أعوذ بنور وجهِك الذي أشرقتْ له الظّلمات، وصَلَح عليه أمر الدّنيا والآخرة من أن تُنْزِل بي غضبَك، أو يحلّ عليَّ سخطك، لك العُتْبَى حتى ترضى، ولا حول ولا قوّة إلا بك

Ya Allah, kepadaMu ku mengadu kelemahanku, kekurangan daya upayaku dan kehinaanku pada pandangan manusia. Wahai Dzat Paling Penyayang, Engkaulah Tuhan orang yang ditindas dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau menyerahkan diriku ini? Kepada orang asing yang akan menyerangku ataukah kepada musuh yang menguasai aku? Sekiranya Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli. Namun afiat-Mu sudah cukup buatku. Aku berlindung dengan Nur wajah-Mu yang menerangi segala kegelapan dan teratur segala urusan dunia dan akhirat di atasnya, daripada Engkau menurunkan kemarahan-Mu kepadaku atau Engkau murka kepadaku, KepadaMulah aku tetap merayu sehingga Engkau ridha. Tiada daya (untuk melakukan kebaikan) dan tiada upaya (untuk meninggalkan kejahatan) kecuali dengan petunjukMu.” (HR. Al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir: 13/73 dan dihassankan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya: 7/267)

. . . Saat engkau datang dan mengadukan keluh kesah kepada Allah, engkau harus mengenakan perhiasan sabar. Tidak mengadu kepada makhluk bersama Allah. Jangan pernah bosan dan marah. . .

Sejarah telah mencatat, seorang wanita lemah mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang suaminya, lalu Allah mendengarkan keluh aduannya. Allah turunkan jawabannya dalam beberapa ayat yang senantiasa dibaca sampai hari kiamat.

قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua.  Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Mujadilah: 1)

Sesungguhnya Allah suka mendengar hamba-Nya yang berkeluh kesah dan mengadu kepada-Nya. Sebaliknya, Dia murka jika hamba berkeluh kesah dan mengadu kepada makhluk-Nya. Ibnul Qayyim berkata, “Allah menginginkannya agar ia menundukkan dan merendahkan diri kepada-Nya. Allah Ta’ala murka kepada orang yang berkeluh kesah kepada makhluk-Nya. Dia suka kepada orang yang menghaturkan problemnya kepada-Nya. Dikatakan kepada sebagian mereka: Bagaimana kamu mengadu kepada-Nya semenntara tidak ada sesuatu yang tertutupi darinya? Maka ia menjawab: Tuhanku ridha kepada sikap rendah diri hamba kepada-Nya.” (‘Uddah al-Shabirin wa Dzahirah al-Syakirin: 36)

Saat engkau datang dan mengadukan keluh kesah kepada Allah, engkau harus mengenakan perhiasan sabar. Tidak mengadu kepada makhluk bersama Allah. Jangan pernah bosan dan marah. Karena engkau mengadu kepada Pencipta yang Maha Penyayang, Pengasih, dan Berkuasa atas segala sesuatu. Engkau tidak sedang mengadu kepada makhluk lemah yang tak kuasa menghadirkan kemanfaatan dan menghindarkan kemudharatan untuk dirinya.

Umar Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “berkeluh kesah kepada makhluk tidak lain akan membuat sedih saudaramu atau membuat gembira musuhmu.” (Muhadharaat al-Udaba’ wa Muhawaraat al-Syu’ara’ wa al-bulaghaa’, Al-Asfahani: 524)

Berkeluh kesah kepada selain Allah adalah kehancuran dan kejahilan. Ibnul Qayyim berkata: “Orang jahil adalah orang yang mengadukan Allah kepada manusia. Ini puncak kejahilan terhadap yang diadukan dan orang yang dipilih untuk mengadu. Jika ia mengenal Tuhannya pasti tidak akan mengadukan-Nya. Kalau ia mengenal manusia pasti ia tidak akan mengadu kepada mereka. Sebagian salaf menilai seseorang yang mengadukan kemiskinan dan kebutuhannya kepada orang lain. Lalu ia berkata: Wahai ini, Demi Allah tidaklah engkau menambah atas keluh kesahmu kepada orang yang mengasihimu.  . . Orang yang ‘arif akan berkeluh kesah (mengadu) kepada Allah semata. dan Orang yang paling ‘arif adalah orang yang menjadikan keluh kesahnya kepada Allah melalui dirinya sendiri, tidak melalui orang.” (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim: 87)

. . . Berkeluh kesah kepada selain Allah adalah kehancuran dan kejahilan. . .

Ibnu Taimiyah berkata: “Dan setiap orang yang menggantungkan hatinya kepada para makhluk agar mereka menolongnya, memberi rizki kepadanya, atau memberi petunjuk kepadanya pasti ia akan menundukkan hatinya kepada mereka. Sehingga dalam dirinya ada ubudiyyah (penyembahan) kepada mereka sedakar dengan hal itu.” (Al-‘Ubudiyyah, Ibnu Taimiyyah: 87)

Namun demikian, tidak mengapa menyampaikan keluh kesah dan mengungkapkan kebutuhan Anda kepada orang-orang yang memiliki kehormatan yang bersamaan dengan itu, ia memperbagus tawakkalnya dan memperkuat ketergantungannya kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Ini berlaku dalam urusan duniawi yang mereka mampu mewujudkannya. Karena Allah telah ciptakan mereka bermasyarakat dan menjadikan sebagian mereka membutuhkan kepada sebagian yang lain. “Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain.” (QS. Al-Zukhruf: 32)

Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita untuk senantiasa memperbagus keimanan kita, menguatkan tawakkal dan ketergantungan kepada-Nya semata, meningkatkan ketaatan untuk-Nya, dan menjauhkan kita dari bermaksiat terhadap-Nya. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Warga Mesir Gelar Protes Kecam Kartun Nabi di Luar Kedutaan Perancis

Para pengunjuk rasa berkumpul di luar Kedutaan Besar Perancis di Kairo untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas publikasi terbaru dari kartun yang menghina Nabi Muhammad oleh sebuah majalah Perancis.

Selama aksi unjuk rasa Jumat kemarin (21/1), demonstran meneriakkan slohan anti-AS dan anti-Perancis, menyerukan pemerintah Mesir untuk memutuskan hubungan dengan AS dan Perancis.

Aksi ini muncul setelah majalah mingguan Perancis Charlie Hebdo menerbitkan kartun yang menampilkan sosok yang mereka anggap nabi Muhammad pada 19 September lalu.

Sebelumnya pada hari Rabu, kementerian luar negeri Perancis di Paris mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Perancis akan menutup konsulat dan sekolah-sekolah di sekitar 20 negara Muslim pada hari Jumat karena kekhawatiran masalah keamanan.(fq/prtv/eramuslim.com)

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

KH Hasyim Muzadi: Islam Dilecehkan, Harus Dilawan, Tak Bisa Hanya Mengelus Dada!

Mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan, para pelaku penodaan Islam tak kan mendapat sanksi dari pemerintahnya. Sebut saja Salman Rusdie di Inggris dengan Satanic Verses-nya, Pendeta Terry Jones di Florida, AS yang membakar Al-Qur’an, Geert Wilders, anggota parlemen Belanda, dan terakhir film Innocent of Muslims di California, Amerika.

Kiai Hasyim juga mengatakan, orang-orang yang melakukan pelecehan terhadap Islam mendapat perlindungan negara barat dengan alasan kebebasan berdemokrasi.

“Mereka cukup berdalih, itulah demokrasi, sambil mencap dunia Islam seperti di Indonesia sebagai negara intoleran. Mereka mengenyam keuntungan ganda. Selain menyerang Islam, kalau ada yang protes di satu negara sudah tersedia aparat yang menghalau demonstran Islam tersebut,” ujarnya seperti dikutip tribunnews, Kamis (20/9/2012).

Menurut Kiai Hasyim, pelecehan terhadap Rasulullah lewat film ‘Innocence of Muslims’ tidak bisa hanya dilawan dengan mengelus dada.

“Dan kalau jatuh korban, toh yang menjadi korban umat Islam sendiri bukan pembuat film. Serangan (pelecehan, red) seperti itu tentu harus dilawan oleh umat Islam, tidak bisa hanya mengelus dada dengan alasan Rasulullah sangat penyabar. Karena Rasulullah sangat penyabar ketika untuk kepentingan pribadi dan sangat marah kalau syariat dilecehkan,” tegas Sekjen ICIS ini.

Hasyim menjelaskan, seharusnya dengan fenomena ini umat Islam sadar dengan melawan lewat cara yang berkualitas. Agar seimbang, umat Islam harus memberi pengertian terus-menerus bahwa Islam tidak akan bebas dari musuh dan itu sudah menjadi sunnatullah. (isa/salam-online)

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Kesalahan Dalam Tilawah Qur’an: Membaca Tanpa Menggerakkan Bibir

 Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Tidak diragukan lagi bahwa membaca Al-Qur’an adalah ibadah sangat agung. Banyak nash yang menerangkan akan besarnya keutamaan dan pahalanya. Di antara yang paling masyhur, Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat. Disebutkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu ‘Anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ “Bacalah oleh kalian Al-Qur’an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat.” Keutamaan membaca Al-Qur’an ini semakin meningkat saat bulan Ramadhan. Di mana setiap amal kebaikan di dalamnya dilipatgandakan pahalanya. Terlebih Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui Malaikat Jibril pada bulan Ramadhan. Juga pada bulan ini, Malaikat Jibril mendatangi beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an beliau dan mengecek hafalannya. Keistimewaan ibadah membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini kita temukan pada perhatian besar dari ulama salaf terhadapnya. Mereka memperbanyak tilawah Qur’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Pada bulan Ramadhn, Utsman bin Affan radliyallah ‘anhu menghatamkan Al-Qur’an sehari sekali. Sebagian ulama salaf yang lain menghatamkannya pada shalat malamnya setiap tiga hari sekali. Sebagian lain menghatamkannya semingu sekali. Imam Syafi’i rahimahullah, pada bulan Ramadhan menghatamkan Al-Qur’an sampai 60 kali. Beliau membacanya di luar shalat. Imam Qatadah senantiasa menghatamkan setiap tujuh hari sekali dan pada bulan Ramadlan setiap tiga hari sekali. Puncaknya pada sepuluh hari terakhir, beliau menghatamkannya setiap malam. Imam Az-Zuhri rahimahullah jika sudah memasuki Ramadhan tidak membaca hadits dan tidak hadir di majlis ilmu, beliau hanya membaca Al-Qur’an dari mushaf. Sufyan Al-Tsauri jika sudah masuk Ramadhan meninggalkan segala bentuk ibadah dan hanya membaca Al-Qur’an. Ibnu Rajab rahimahullah berkata: “(Maksud) adanya larangan membaca Al-Qur’an (menghatamkannya) kurang dari tiga hari yaitu jika dirutinkan tiap hari. Namun, jika di kesempatan yang utama seperti bulan Ramadlan dan tempat yang mulia seperti di Makkah bagi penduduk luar makkah, dianjurkan memperbanyak tilawah Al-Qur’an di sana, untuk menghargai kemuliaan tempat dan waktu tersebut. Ini adalah pendapat imam Ahmad, Ishaq, dan imam-imam lainya. Hal ini didukung dengan amalan selain mereka.” Kesalahan Dalam Membaca Al-Qur’an Agungnya ibadah tilawatul Qur’an di bulan mulia ini terkadang tidak dibarengi dengan pengetahuan cukup dari pembacanya. Karena semangat memperbanyak qira’ah dan mengejar hatam berulang, banyak dari mereka yang jatuh dalam kesalahan saat membacanya. Di antaranya, membaca Al-Qur’an tanpa menggerakkan lisan dan menimbulkan bunyi bacaan. Membacanya dengan hanya melihat mushaf dan membolak-baliknya. Di antara alasannya, membaca dengan hatinya. Sesungguhnya membaca Al-Qur’an yang benar sesuai ketetapan syariat sehingga diberi janji pahala sapuluh kebaikan pada setiap hurufnya -sebagaimana petunjuk hadits shahih- adalah membacanya dengan menggerakkan lisan dan kedua bibir walaupun hanya menghasilkan suara yang sangat lirih yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Karena hakikat dari membaca secara istilah adalah mengeluarkan bunyi dengan lisan. Sehingga orang yang diam tidaklah disebut qari’ (membaca). Karenanya disebutkan dalam hadits shahih, أَنَا مَعَ عَبْدِي إِذَا هُوَ ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ “Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingatku dan bergerak kedua bibirnya menyebut (nama)-Ku.” (HR. Ibnu Majah , dishahihkan Syaikh Al-Albani) Membaca Al-Qur’an yang syar’i haruslah dengan mengucapkannya. Tidak cukup dengan hati semata. Sementara melihat mushaf sambil membolak-baliknya tanpa mengucapkan sesuatu, maka ini bukan tilawah. Itu masuk dalam bagian bab tafakkur dan tadabbur. Memang di dalamnya ada pahala, tapi ia tidak mendapatkan janji dalam hadits tentang keutamaan membaca Al-Qur’an. Maka dalam ibadah membaca Al-Qur’an, seseorang harulah mengucapkan huruf-hurufnya sehingga ia tidak terlewat dari mendapatkan pahalanya yang besar. Dan inti dari mengucapkan adalah menggerakkan dua lisan walaupun tidak menimbulkan suara yang keras. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Imam Malik rahimahullah ditanya tentang orang yang membaca di dalam shalatnya, bacaannya tidak terdengar oleh orang lain dan tidak pula oleh dirinya sendiri dan ia tidak menggerakkan lisannya. Beliau menjawab: “Ini bukan membaca, sesungguhnya membaca adalah dengan menggerakkan lisan.” Ibnu al-Hajib rahimahullah berkata, “Tidak boleh membaca lirih tanpa menggerakkan lisan, karena jika ia tidak menggerakkan lisannya berarti ia tidak membaca, ia hanya hanya bertafakkur (merenungi).” Al-Kasani rahimahullah berkata, “Membaca tidak bisa kecuali dengan menggerakkan lisan dalam mengucapkan huruf. Tidakkah engkau lihat, orang shalat yang mampu membaca apabila ia tidak menggerakkan lisannya dalam mengucapkan huruf maka tidak sah shalatnya. Begitu juga, kalau ia bersumpah tidak membaca satu surat dari Al-Qur’an, lalu ia melihatnya dan memahaminya serta tidak menggerakkan lisannya maka ia tidak menyalahi (melanggar) sumpahnya.” Penutup Niat baik untuk memperbanyak Qira’atul Qur’an dan mengejar hatamnya secara berulang sering membuat seseorang mengabaikan adab dan tatacara membaca Al-Qur’an yang benar. Salah satunya, membacanya dengan tidak menggerakkan lisan dan mengomat-kamitkan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar sendiri. Padahal disebut membaca, kalau dibarengai dengan menggerakkan lisan dan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar oleh diri sendiri. Sedangkan sebatas melihat mushaf dan membolak-balikkannya tidaklah disebut bagian dari ibadah tilawatul Qur’an atau qiratul Qur’an. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

Dipublikasi di Uncategorized | Tag | Meninggalkan komentar

MANFAAT BUAH STRAWBERRY

Strawberry ( biasa juga ditulis Stroberi atau Stroberry ) adalah salah satu jenis tanaman tropis yang berwarna merah mencolok. Buah ini nama latinnya adalah fragraria chiloensis. Kalau dilihat warnanya segar sehingga membuat siapa saja akan tergiur untuk memakannya. Strawberry memiliki rasa yang khas yaitu asam manis asin. Saya sendiri kurang suka dengan rasanya. Tidak hanya dimakan, Strawberry juga bisa dijadikan hiasan beraneka ragam kue sehingga kue akan kelihatan lebih segar dan mengundang selera. Buah Strawberry bisa dijumpai di setiap negara karena mudah tumbuh di mana saja dengan baik.
 
Di balik warnanya yang segar dan rasanya yang asam manis asin, tahukah anda bahwa Strawberry memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan ? Baiklah, akan saya paparkan untuk anda di antaranya buah Strawberry kaya dengan kandungan antioksidan yang sangat baik untuk menangkal radikal bebas.
 
Strawberry sebagai Pencegah Kanker
 
Di dalam buah Strawberry ada dua kandungan yang bernama antioksidan dan anti-inklamasi. Dengan kombinasi dua kandungan tersebut maka buah Strawberry dapat mencegah tumbuhnya penyakit kanker.
 
Strawberry Baik Untuk Tulang
 
Strawberry sangat baik dan bermanfaat untuk memelihara tulang anda. Karena di dalamnya terkandung senyawa mangan sehingga dapat membantu membangun dan memilihara tulang dan sendi anda.
 
Strawberry Bermanfaat untuk Diet Sehat
 
Dalam secangkir Strawberry memiliki banyak kandungan serat. Tapi kalorinya sedikit hanya sekitar 43. Dengan adanya serat yang terkandung di dalam buah Strawberry dapat membuat pencernaan menjadi lancar.
 
Strawberry sebagai sumber Vitamin C
 
Menurut penelitian di dalam satu gelas Strawberry terkandung 136% RDA vitamin C. Kita tahu bahwa vitamin C mempunyai manfaat yang luar biasa untuk membuat kekebalan tubuh semakin meningkat dan dapat mencegah degenerasi makula. Di samping manfaat dari vitamin C adalah untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi.
 
Berikut adalah khasiat Strawberry :
 
1. Strawberry dapat membuat kulit halus
2. Strawberry dapat mencegah penuaan dini
3. Strawberry dapat meredakan diare
4. Strawberry dapat menurunkan kadar kolesterol
5. Strawberry dapat Mencegah stroke
6. Strawberry dapat mencegah alergi dan radang
 
Agar buah Strawberry dapat bermanfaat dengan maksimal sebaiknya anda maka langsung setelah dipetik agar kandungan nutrisi yang ada di dalamnya tidak berkurang.
 
Kesimpulan
 
Buah yang bernama latin fragraria chiloensis ternyata sangat besar manfaatnya untuk menjaga kesehatan. Tak ada buruknya anda ( termasuk saya ) mengeluarkan sedikit dari penghasilan kita sehari-hari untuk membelinya. Untuk apa ? Tentu saja agar kesehatan kita tetap terpelihara. Karena dengan kesehatan yang kita miliki maka segala aktivitas sehari-hari akan berjalan dengan baik dan lancar.
(vivalog/infosehat.blogspot.com)
Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Proyek Internasional Ghorqod

Washington Post edisi April 1984 memuat satu artikel tentang pertemuan Presiden AS Ronald Reagan dengan seorang pelobi senior Yahudi dari American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) bernama Tom Dine. Pertemuan itu berlangsung secara pribadi.

Kepada Tom Dine, mantan Gubernur Negara Bagian California ini dengan serius berkata, “Anda tahu, saya berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah kita ini akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu. Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itu… akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani. ” Tom Dine tersenyum dan mengangguk pelan.

Presiden Reagan merupakan presiden Amerika Serikat pertama yang memulai suatu tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih, di mana kebaktian, seminar keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah tokoh gereja evangelikal Amerika sering diadakan. Di masa Reagan-lah paham Zionis-Kristen masuk dalam lingkaran elit pemerintahan Amerika. Seluruh kebijakan, terutama kebijakan Amerika di luar negeri khususnya untuk wilayah Timur Tengah, sangat kental bernuansa Zionis.

Penerus Reagan, George H. W. Bush, William J. Clinton, dan George W. Bush, merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat (janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Menurut keyakinan mereka, abad millennium merupakan zaman akhir di mana suatu ketika akan terjadi Peperangan Besar Terakhir (Armageddon) yang melibatkan seluruh dunia, antara Tentara Tuhan melawan Pasukan Iblis. Kristus akan mengalahkan Anti-Christ. Dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan sejahtera hingga datangnya hari penghabisan.

Sebab itu, dilandasi kepercayaan akan hari akhir seperti yang dinubuatkan dalam Injil Darby, para presiden Amerika bekerja dengan sekuat tenaga untuk melapangkan jalan bagi suatu hari di mana akan datang Kristus yang kedua kalinya. Karena menurut kepercayaan mereka Kristus akan turun di tanah Palestina, maka mereka berupaya untuk menguasai Tanah Palestina sepenuhnya dan memberikannya kepada orang-orang Yahudi.

Kaum Zionis, apakah mereka yang berada di Tanah Palestina maupun yang tersebar di Amerika dan Eropa, sangat yakin bahwa era millenium ketiga ini merupakan pintu gerbang pada akhir zaman. Entah sengaja atau tidak, kasus WTC 911, di mana Menara Kembar WTC yang dilihat dari jauh bagaikan sebuah gerbang, diruntuhkan, maka seakan terbukalah suatu era baru bagi keyakinan ini.

Segala daya upaya mereka lakukan guna menghadapi datangnya Messiah yang mereka yakini akan memimpin mereka dari Kuil Sulaiman untuk menaklukkan dunia.

Namun ada satu anomali yang secara diametral bertentangan dengan keyakinan mereka ini. Di satu sisi mereka mengaku sangat yakin akan bisa mengalahkan seluruh umat manusia, wabilkhusus umat Islam, dan menjadi pemimpin dunia, namun di sisi lain mereka juga berlomba-lomba menanami Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah, dengan pohon ghorqod (nama latin: Nitraria retusa).

Ada sebuah hadits shahih tentang hari akhir mengenai pohon ini: “Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi. “ (HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu’lu’ wa al-Marjan III/308)

Melihat ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir, di mana mereka akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon Ghorqod-lah satu-satunya tempat yang bersedia dipakai guna tempat persembunyian kaum Yahudi.

Tidak diketahui secara pasti kapan kaum Zionis-Israel menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod. Hanya saja, melalui website Jewish National Fund (www.jnf. Org), di bagian JNF Store (Tress for Israel Certificate), disebutkan bahwa di Tanah Palestina telah ditanami sebanyak 220 juta batang pohon Ghorqod.

Uniknya, dengan serius dan profesional, kaum Zionis juga mengiklankan di dalam situs tersebut bahwa siapa saja bisa membeli pohon Ghorqod secara online dan kemudian menyumbangkannya ke Israel untuk ditanami di Tanah Palestina. Harga sebatang pohon tersebut sebesar US$18, dan barangsiapa yang membeli tiga batang seharga US$36 akan mendapat satu batang gratis.

Bukan itu saja, pengepakkannya pun pembeli bisa memilih dengan memakai plastik (dikenai tambahan biaya US$10 perbatang) atau dengan peti kayu (US$50 perbatang). Dan untuk waktu pengirimannya, pembeli bisa memilih antara yang super cepat (US$30 perbatang, dijamin sampai di Tanah Palestina hanya dalam waktu 2 hari), cepat (US$15 perbatang dengan waktu 3 hari), dan reguler (tidak disebutkan). Untuk keterangan lebih lanjut, mereka juga menyediakan sebuah nomor hubungan internasional (888) JNF-0099 dan 1-800-542-TREE. Hanya mata uang dollar AS yang diterima sebagai pembayaran yang sah.

Pertanyaannya kemudian, adakah orang Indonesia yang sudah memesan pohon ini untuk ditanam di Tanah Palestina?(Rz/eramuslimdigest) 

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar